Jumat, 15 September 2017

My life outside the school

Aku
di luar sekolah,
sebagian besar berada di perjalanan.
rumah jauh banget,
perjalanan macet banget.
Sekolah dimana, tempat les dimana, rumah nya dimana.
Semua nya berjauhan.
Resiko namanya,
apa boleh buat...

Selain belajar di sekolah, dan di rumah.
aku belajar di Inten.
tempat bimbel bagi para pejuang PTN.
bukan endorse sih
tapi
belajar di Inten, sebenernya lebih seru.
enak dan nyaman,
Selasa-Kamis-Sabtu, bertemu 13 teman yang sama.
berbagi mimpi bersama masuk PTN.
Bisa, kadang.
kesana 5x dalam seminggu.
Bosen,
tapi nagih.

Selain Inten, diriku juga les private.
Matematika.
Pelajaran yang membuat otak kebelah 9.
mungkin karena kasihan kepada anak nya,
Ibu ku mencarikan aku guru les private matematika.
Setiap hari minggu,
aku les.
jam 9 pagi sampai 12 siang,
kadang,
jam 7 malam sampai 10 malam.
bersama si master, Kak Citra, namanya.
Sudah 6 tahun diriku diajarnya,
sampai sudah ku anggap kakak sendiri.

Basically my life ; tiada hari tanpa belajar, tiada hari tanpa les :)

bersyukur,
masih bisa les
masih bisa belajar.
.
Kalau tadi adalah kegiatan-kegiatan berfaedah,
kalau kegiatan (non-faedah) ku lainnya adalah ;
makan
buka twitter
buka Instagram
youtube-an
nonton korea
tidur
snack
tidur
tidur
tidur
berada di mobil 24/7
nontonin macetnya Jakarta.
udah.


Minggu, 10 September 2017

MEET MY FAMILY!

Keluarga,
Kami berlima.
Sederhana, biasa aja, normal-normal aja.
Suka duka,
banyakkan suka nya.
Banyak kenangan,
banyak pengalaman.
itulah keluarga ku.

Komponen keluarga ku :
seorang bapak, berumur 55 tahun
seorang ibu, berumur 51 tahun
seorang anak laki-laki berumur, 24 tahun
dua orang anak perempuan cantik, berumur 17 tahun dan 15 tahun.
Kami tinggal bersama di kota yang tidak tercantum di peta.
Bekasi.
Jauh memang,
tapi apa daya, kita senang kok.

Kami memiliki kewajiban masing-masing
Bapak bekerja sekaligus si Pemasak makanan
Ibu bekerja sekaligus si Pemasak kue
Mas ku bekerja di negeri penjajah
Aku pastinya belajar dan membantu orangtua. Pastinya.
si Adek belajar dan si Asisten Pemasak.

kesimpulan : Keluarga ku semua pintar masak. lalu aku?
                    ,
                    yang ngerasain masakan.

Seperti saya,
keluarga saya sangat rohaniwan.
Kami termasuk aktif dalam gereja.
Berdoa pagi bersama tak pernah kami lupakan.
Gereja selalu kami laksanakan.
sang Bapak, si ketua lingkungan,
(untungnya) melaksanakan tugas nya dengan baik.

terlepas dari itu semua,
kami memiliki kesamaan unik.
kami semua suka masak.
kami semua suka makan.
kami semua suka bakwan.
kami semua suka soto.
kami semua punya selera humor rendah.
kami semua pejuang Bekasi-Jakarta, Jakarta-Bekasi
kami semua pun hidup bahagia.

lalu apa yang kurang dari kami?
kepedulian.

saking capai nya kami menyelesaikan kewajiban,
kami lupa satu sama lain.
lelah sudah sampai rumah dengan perjalanan tempuh 1 jam - 1,5 jam di mobil
sampai rumah tinggal nyungsep di tempat tidur
pagi jam 4.00 sudah bangun. jam 5 berangkat.
konsekuensi warga komuter Bekasi-Jakarta, Jakarta-Bekasi.
si Mas yang di negeri penjajah, susah dihubungin.
sibuk mungkin?
sedih, namun itu realita.
itu duka namun mau gimana lagi.

tak apa, yang penting sampai sekarang kami masih bahagia.
punya keluarga sehat,
bekebutuhan cukup,
saling menyayangi,
dan masih dilindungi oleh Tuhan :)

Foto Yosephine Dwi Eka.
Special Force ;
Iksam's Family
USS, 2014
(lengkap + si Mas yang datang dari negeri penjajah)

Foto Yosephine Dwi Eka.
Sekarang tinggi kami bertiga sudah melebihi
tinggi Bapak dan Ibu.
Senangnya :)