Rabu, 22 November 2017

Many Kinds of Me


Hai perkenalkan aku Variabel.

Aku di ciptakan oleh seorang ahli yang bernama Aljabar. Aku punya banyak nama dari A sampai Z beserta perpaduannya. Namun dari antara kami, yang terkenal adalah si X dan si Y. Mereka berdua sangat mendominasi seluruh isi buku matematika. Hal itu membuat variabel lain iri kepada mereka. Namun, ketenaran mereka memang bukan tanpa alasan. Mereka berdua adalah partner yang saling melengkapi jika berkaitan dengan grafik. Jika X membatasi antara tanah dan udara, Y akan membatasi bagian kanan dan kiri. Tanpa keberadaan X dan Y, sebuah kurva ataupun parabola dan garis tidak akan eksis di dunia matematika ini.

Pertama-tama aku ingin curhat. Bahwa kadang aku sangat bete bahwa keberadaan ku selalu dibelakang konstanta. Memang apasih kelebihan konstanta? Mengapa aku selalu ditulis setelah dia? Padahal diriku berupa huruf-huruf yang mana lebih disegani manusia dibanding kumpulan angka yang rumit dan merepotkan.

Selain itu aku juga merupakan orang yang selektif. Sifatku hanya mampu ditambah dan dikurang oleh teman-teman ku yang serupa dan sepangkat dengan ku. Misalkan aku si X2, maka aku hanya bisa ditambah dan dikurang dengan sesama X2 , walaupun dengan konstanta berbeda. Namun dalam hal perkalian, aku berubah menjadi orang yang fleksibel. Bertemu dengan siapapun aku senang, karena teman ku menjadi bertambah banyak dan pangkat ku menjadi tambah besar. Berbeda dalam hal pembagian, aku akan sedih, karena pangkat ku dibagi dengan variabel lain. Sebagian dari diriku akan hilang dan hanya beberapa yang tertinggal.

Saat pemfaktoran terjadi, kebebasan ku terkekang dan dan aku pun dikurung serta terpisahkan dengan kelompok lain oleh pagar-pagar pembatas. Dan untuk keluar dari pagar-pagar pembatas tersebut bukanlah perkara mudah, karena aku akhirnya akan berubah menjadi konstanta. Lalu dalam hal naik pangkat, aku membutuhkan partner sejenis yang akan menambah kekuatan ku. Jika aku menemukan banyak partner, aku semakin kuat dan pangkat ku semakin tinggi.  Semakin tinggi pangkat ku, manusia akan membenci dan marah saat mengerjakan ku, karena aku sulit dikerjakan. Dengan pangkat tinggi ku, aku merasa bangga karena manusia kalah dengan ku.

Rabu, 15 November 2017

bela & inten akan selalu bersama

aku sekarang sudah kelas 12. Dan ibu ku mendaftarkan ku di salah satu tempat bimbel yaitu INTEN ; belajar sesuai cara kerja otak. hahaha. katanya sih motto nya gitu.

akhirnya aku masuk hari pertama ;
aku tidak kenal siapa pun yang ada diruangan itu.
semua dalam kondisi malu untuk berbicara

aku satu kelas ber-15
7 perempuan
8 laki-laki
dengan seroang wali kelas seorang calon presiden
yang mempunyai selera humor dibawah selera humor saya.
mereka semua anak negeri
aku sendiri swasta
seragam ku paling beda
namun aku paling bangga.

tadinya,, aku sangat malu sekali untuk berkenalan
ditambah, aku tidak sering bersosialisasi dengan makhluk adam
namun, ternyata mereka sangat baik. kelebihan baik malah.

aku bersyukur karena aku sekelas dengan mereka yang :
sering membuat ku tertawa
sering membuat ku kesal karena jahilan mereka
sering mengerti aku
mengajarkan ku cara bergaul (dimana selama ini aku cuma bergaul dengan anak sanur)
dan membuat ku merasakan yang namanya
keluarga dalam kelas kecil.

walaupun sepertinya agak lebay,
namun percayalah
mereka teman-teman ku selain teman-teman sekolah yang aku punya

aku memang jarang sekali bersosialisasi dengan teman diluar sekolah
namun, aku senang bisa mengenal mereka
mengenal dunia luar selain sanur

benar memang, sanur seperti penjara bagi ku
namun beda nya, aku sendiri yang membuat suasana penjara itu.

i'm tired.


Saat hari pertama saya masuk sekolah kembali, perasaan senang menggeliputi hati karena akhirnya saya memasuki kelas 12. Senang bisa bersama-sama kembali dengan teman-teman dan masuk kelas baru bersama teman-teman seperjuangan IPS. Jujur, saya sangat puas dengan teman-teman baru di kelas 12 IPS 2 ini, ditambah dengan wali kelas baru, Bapak Hari, yang menginspirasi saya selama ini
Selama 3 bulan pertama di kelas 12 IPS 2 ini, awal nya semua berjalan dengan baik. Pembelajaran dan nilai saya juga baik-baik saja. Relasi dengan teman, guru dan keluarga seperti sedia kala nya. Namun, setelah 1 bulan berjalan, saya merasa kesulitan membagi waktu. Ibaratnya seperti tsunami yang menghantam diri saya tiba-tiba. Semua permasalahan datang sekaligus, termasuk kesulitan membagi waktu antara sekolah, OSIS, membuat PR/tugas, les bimbel, les IELTS dan kegiatan lain. Belum lagi masalah-masalah yang muncul di keluarga, antar teman, di tempat les, OSIS dan masalah lainnya. Semua perlu waktu dan urutan dalam pengerjaannya. Saya tahu itu, namun tetap saja saya melakukan kebalikannya. Saya malah memperbanyak nonton youtube, pergi-pergi bersama teman, dan kegiatan lain yang sebenarnya tidak penting dan tidak mendadak. Akibatnya semua rencana, semua masalah tidak terselesaikan. Yang ada saya malah stress sendiri

Saya merasa menyesal, les preparation IELTS  tidak saya lakukan saat saya di kelas 11. Semua saya lakukan mendadak. Tugas, PR, belajar untuk ulangan dan paper juga saya lakukan sehari sebelumnya. Dampaknya pada diri saya sendiri adalah beban tugas yang menumpuk, stress, sakit-sakitan, kurang tidur, dan masalah semakin bertambah. Namun, saya tetap saja mendahulukan kenikmatan-kenikmatan duniawi seperti main HP, nonton Youtube, nonton korea, dan segala macam yang tidak penting, yang sebenarnya waktu tersebut bisa saya pakai untuk melakukan kegiatan yang lebih produktif. 

Dampak konkrit nya pada diri saya adalah ; Pengumpulan paper telat, tugas yang baru saya kerjakan di pagi hari seperti pelajaran seni dan ekonometri, tidak selesai belajar untuk ulangan, relasi dengan keluarga berkurang karena hanya masalah sepele, relasi dengan teman berkurang, telat bangun pagi, sakit-sakitan, try out di inten baru belajar hari H, dan masih banyak lagi masalah-masalah saya.

Akhir-akhir ini saya menyadari, bahwa saya perlu mengubah cara hidup. Baru saja kemarin saya mengikuti kelas motivasi di tempat les, bahwa memang di kelas 12 ini, cara hidup harus diubah. Di kelas itu saya belajar benyak mengenai pengorbanan, bahwa kenikmatan-kenikmatan kecil harus di korbankan sebentar untuk mendapat kenikmatan besar saat keterima di fakultas dan universitas yang dipilih. Setelah itu, saya benar-benar terdorong untuk merubah cara hidup. Saya di gereja tadi sudah meminta pertolongan Tuhan benar-benar agar saya tidak jadi pemalas. 

Saya bersyukur kepada Tuhan, saya diberikan sikap-sikap positif sehingga saya masih mampu bertahan di kelas 12 ini. Puji Tuhan, di kelas 12 ini, nilai-nilai saya cukup stabil dan saya masih meminta pertolongan Tuhan serta menambah usaha dari diri saya agar nilai saya terus naik. Semua itu berkat sikap-sikap positif dan kebiasaan bagus yang sudah saya tanamkan sejak dulu. Dari kecil, Ibu mengajarkan saya, bahwa jika memulai sesuatu harus diselesaikan sampai tuntas. Prinsip itu yang saya pegang dalam belajar. Sehingga saya tumbuh sebagai orang yang sedikit perfectionist, hal tersebut terlihat dalam cara saya belajar. Bahwa saya belajar sampai detailed, semua saya pelajari. Cara belajar saya ada positif nya ada negatif nya, yaitu saya menjadi lama belajarnya dan kadang tidak selesai. Namun, karena prinsip yang saya pegang, saya akan belajar kembali di pagi hari, di mobil atau di sekolah keesokan harinya.

Selain itu, sikap positif saya lainnya dalam belajar adalah saya selalu meletakkan HP saya, jauh dari tempat belajar, bahkan kadang saya matikan. Hal ini cukup membantu, saya menjadi lebih fokus dan tidak ada waktu yang terbuang karena main HP. Sikap positif lainnya dalam diri saya adalah saya orang yang mengerjakan sesuatu dengan sepenuh hati. Jika saya diberikan tugas, saya akan mengerjakannya dengan maksimal, bahkan saya mengorbankan diri untuk tidak tidur dan tidak makan hanya untuk mengerjakan tugas itu. Saya juga adalah orang yang cukup terbuka dengan ide baru dan masukkan-masukkan dari orang lain.

Dari hari ini, saya ingin terus mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan positif tersebut dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk. Saya menyesal dan meminta maaf akan semua kesalahan-kesalahan saya selama ini, segala orang-orang yang saya rugikan dan ikut terpengaruh akibat tindakan, sikap, dan kebiasaan buruk saya, baik orangtua dan adik saya, yang harus mengantarkan saya bolak-balik ke rumah sakit dan menerima segala keluh-kesah dan sikap buruk saya. Kepada teman-teman saya yang chat nya kadang tidak saya balas. Kepada guru-guru yang kerepotan akibat menerima pekerjaan saya yang melewati deadline. Kepada semua rekan OSIS, jika pekerjaan saya kurang memuaskan. Kepada kelas Inten dan wali kelas Inten saya, apabila saya sering absen di kelas. Kepada kelas 12 IPS 2 dan Pak Hari selaku wali kelas saya, jika saya kurang bertanggung-jawab pada tugas-tugas saya di sekolah sehingga berdampak pula kepada Bapak dan seluruh kelas. 

Saya berjanji untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya. Yang bertanggung-jawab atas kewajiban saya sebagai murid, yang sadar akan tindakan,sikap ataupun perilakunya. Sehingga saya di kemudian hari dapat membanggakan pihak-pihak yang selalu men-support saya sampai sekarang. 


Jumat, 15 September 2017

My life outside the school

Aku
di luar sekolah,
sebagian besar berada di perjalanan.
rumah jauh banget,
perjalanan macet banget.
Sekolah dimana, tempat les dimana, rumah nya dimana.
Semua nya berjauhan.
Resiko namanya,
apa boleh buat...

Selain belajar di sekolah, dan di rumah.
aku belajar di Inten.
tempat bimbel bagi para pejuang PTN.
bukan endorse sih
tapi
belajar di Inten, sebenernya lebih seru.
enak dan nyaman,
Selasa-Kamis-Sabtu, bertemu 13 teman yang sama.
berbagi mimpi bersama masuk PTN.
Bisa, kadang.
kesana 5x dalam seminggu.
Bosen,
tapi nagih.

Selain Inten, diriku juga les private.
Matematika.
Pelajaran yang membuat otak kebelah 9.
mungkin karena kasihan kepada anak nya,
Ibu ku mencarikan aku guru les private matematika.
Setiap hari minggu,
aku les.
jam 9 pagi sampai 12 siang,
kadang,
jam 7 malam sampai 10 malam.
bersama si master, Kak Citra, namanya.
Sudah 6 tahun diriku diajarnya,
sampai sudah ku anggap kakak sendiri.

Basically my life ; tiada hari tanpa belajar, tiada hari tanpa les :)

bersyukur,
masih bisa les
masih bisa belajar.
.
Kalau tadi adalah kegiatan-kegiatan berfaedah,
kalau kegiatan (non-faedah) ku lainnya adalah ;
makan
buka twitter
buka Instagram
youtube-an
nonton korea
tidur
snack
tidur
tidur
tidur
berada di mobil 24/7
nontonin macetnya Jakarta.
udah.


Minggu, 10 September 2017

MEET MY FAMILY!

Keluarga,
Kami berlima.
Sederhana, biasa aja, normal-normal aja.
Suka duka,
banyakkan suka nya.
Banyak kenangan,
banyak pengalaman.
itulah keluarga ku.

Komponen keluarga ku :
seorang bapak, berumur 55 tahun
seorang ibu, berumur 51 tahun
seorang anak laki-laki berumur, 24 tahun
dua orang anak perempuan cantik, berumur 17 tahun dan 15 tahun.
Kami tinggal bersama di kota yang tidak tercantum di peta.
Bekasi.
Jauh memang,
tapi apa daya, kita senang kok.

Kami memiliki kewajiban masing-masing
Bapak bekerja sekaligus si Pemasak makanan
Ibu bekerja sekaligus si Pemasak kue
Mas ku bekerja di negeri penjajah
Aku pastinya belajar dan membantu orangtua. Pastinya.
si Adek belajar dan si Asisten Pemasak.

kesimpulan : Keluarga ku semua pintar masak. lalu aku?
                    ,
                    yang ngerasain masakan.

Seperti saya,
keluarga saya sangat rohaniwan.
Kami termasuk aktif dalam gereja.
Berdoa pagi bersama tak pernah kami lupakan.
Gereja selalu kami laksanakan.
sang Bapak, si ketua lingkungan,
(untungnya) melaksanakan tugas nya dengan baik.

terlepas dari itu semua,
kami memiliki kesamaan unik.
kami semua suka masak.
kami semua suka makan.
kami semua suka bakwan.
kami semua suka soto.
kami semua punya selera humor rendah.
kami semua pejuang Bekasi-Jakarta, Jakarta-Bekasi
kami semua pun hidup bahagia.

lalu apa yang kurang dari kami?
kepedulian.

saking capai nya kami menyelesaikan kewajiban,
kami lupa satu sama lain.
lelah sudah sampai rumah dengan perjalanan tempuh 1 jam - 1,5 jam di mobil
sampai rumah tinggal nyungsep di tempat tidur
pagi jam 4.00 sudah bangun. jam 5 berangkat.
konsekuensi warga komuter Bekasi-Jakarta, Jakarta-Bekasi.
si Mas yang di negeri penjajah, susah dihubungin.
sibuk mungkin?
sedih, namun itu realita.
itu duka namun mau gimana lagi.

tak apa, yang penting sampai sekarang kami masih bahagia.
punya keluarga sehat,
bekebutuhan cukup,
saling menyayangi,
dan masih dilindungi oleh Tuhan :)

Foto Yosephine Dwi Eka.
Special Force ;
Iksam's Family
USS, 2014
(lengkap + si Mas yang datang dari negeri penjajah)

Foto Yosephine Dwi Eka.
Sekarang tinggi kami bertiga sudah melebihi
tinggi Bapak dan Ibu.
Senangnya :)